Kota Venisia Menjadi Pilihan Destinasi Kamu
Kerajaan terapung Italia ialah kota paradoks, disokong dan terancam oleh pariwisata, tergantung dan terancam oleh laut disekelilingnya. Sepanjang musim dingin yang lemas, seorang penulis sudah mendapati kembali daya tarik dan konflik Venesia.
Performanya sinematik, seakan-akan langsung dari film Fellini, dan kamu menegur aku di lapangan terbang Marco Polo Venesia dengan situasi ratapan. Begitu menanggung derita di Venesia! Keadaan yang tidak mungkin! Sepanjang tahun, ucapnya, pariwisata massal sudah mengganti kota, mengucilkan orang Venesia seperti kamu. Dan saat ini, musibah malah kebalikannya: enggak ada yang tiba!
Pertama, pemerolehan 12 November 2019, banjir terberat dalam 1/2 era, membuat wisatawan beres-beres. Saat ini, virus baru sudah ada di Wuhan, itu tengah Februari, dalam beberapa hari akhir yang enggak beresiko saat sebelum wabah menempa Italia, dan pengunjung China enggak bakal tiba ke Karnaval. Untuk kota ini, sama dengan kecantikan yang terancam, berita jeleknya tidak ada selesainya.
Kota Venesia Destinasi Paling Top
Pria ini, dengan rambut coklat Cortina dan kulit kecokelatan, ialah supir taksi aku dan waktu kami berjalan ke arah kota kamu menerangkan ke aku jika dalam kehidupannya kamu sudah melihat lingkungan tepian kota yang sarat dengan penyewaan periode pendek. Anda pernah memandang toko roti dan kios sayur ditukar dengan toko yang jual pernak-pernik bikinan Cina. Dan tiap tahun pemerolehan makin jelek. Laguna jadi edan.
Tips untuk kamu yang ingin berpergian ke Negara Islandia sebagai berikut https://thesabicompany.com/?p=36
Kamu menunjuk ke jaring beberapa nelayan, yang diremas seperti capitan di air perak, ke arah moeche, atau kepiting bercangkang lunak, kesedapan musim semi yang mulai tiba beberapa waktu awalnya, sinyal lain dari perombakan cuaca.
“Ini kondisinya saat ini,” kata sopir itu. “Yang aku saksikan bukan Venesia yang aku mengenal.” Bahasa Inggrisnya terbatas, tapi kamu pintar dalam nuansa melodi pidatonya, coloratura kebanggaan Venesia. “Beralih menjadi apa?” Saya menanyakan. Ini ialah tanda pertanyaan fantastis.
Venesia! Satu kota yang istimewa, bahkan juga menurut standard Italia, dengan warganegara Itali yang lebih jantan dan enggak bisa dirubah, Genoa, Florentines dan turunan lain dari negara-kota Renaisans yang pernah berperang menantang Republik Serenissima dan saat ini hidup sesuai pekerjaan. darinya, bahkan juga bila itu nyaris enggak ada. , di bawah bendera tiga warna.
Demikianlah langkah aku mengingatnya. Kamu sudah ke Venesia enam atau 8x saat sebelum perjalanan ini, terencana secara baik ingat wabah virus corona dan usai dengan Italia utara terkunci. Tetapi aku belum kembali semenjak awalnya 2000-an, saat aku tinggal di Paris dan cari argumen untuk ke Italia untuk bekerja.
Pertamanya kali aku memandang Venesia, aku disongsong di lapangan terbang oleh pemulih seni Totò Bergamo-Rossi, yang menyongsong aku dari setir kapal motor kayunya yang menawan, lambungnya dipernis dengan cantik seperti sisi belakang viola da gamba. Kami melaju melewati laguna di atas ombak yang berkilau dituruti dengan semburan garam.
Saat kota era tengah terlihat terang nampak fenomenal seperti terumbu karang yang tampil dari dalam. Kami menyelusup ke labirin aliran beraroma rumput laut antara kastil yang dibuat sama air dan matahari; Aku nyaris dapat sentuh batu bertatahkan teritip.
Apa saja kecuali prediksi permukaan laut kota ialah kekesalan, sama seperti yang aku ketahui pada lawatan paling akhir ini saat taksi roda empat aku stop di Piazzale Roma, pintu masuk tanah abu-abu Venesia. Aku kemungkinan dapat berjalan 1/2 mil paling akhir ke Il Palazzo Experimental, hotel pinggir sungai aku di lingkungan Dorsoduro, tapi kapal motor, atau taksi air, menanti aku untuk perhentian paling akhir.
Sepuluh menit selanjutnya kamu ada di Fondamenta delle Zattere panggil supirnya: “Di mana kamu?” Kamu menunjuk ke bangunan bata merah muda dan terbang pergi. Kusen pintu gothic dan loggia yang dihias tali, semua dibuat di batu Istrian putih, terlihat bergetar di muka fasad, dampak cahaya mentari membal dari saluran Giudecca.
Beberapa Kegiatan Dapat Dilakukan Di Venisia
Gagasan perjalanan aku simpel: berjalan kaki, mengenali arah, dan coba menyanggah peribahasa beberapa wisatawan jika Venesia kekurangan makanan nikmat. Bukanlah saya enggak punyai gagasan. Saya punya niat melalui sana sini sesaat saya memberikannya waktu untuk bermalasan.
Di atas segala hal, aku punya niat untuk menghindar arus wisatawan dan malahan cari angin puyuh ketenangan, tinggal di Venesia sepanjang satu minggu seakan-akan aku enggak harus pergi. Bagaimana aku dapat menginginkan perputaran usai?
The Palazzo Experimental ialah arsitektur yang sama dengan anggur baru dalam botol lama. Tempat tinggal fantastis berumur seabad dibuka kembali tahun kemarin sesudah perbaikan oleh Group Uji cobatal kekinian, yang menjalankan pos paling depan di London dan Paris, antara letak yang lain. Dekor interiornya benar-benar berwarna-warni seperti lukisan tua kreasi master Venesia.